Senin, 02 November 2015

Kaos Kaki Gue Hilang !!!!!

Beberapa hari ini mendadak gue punya hobby baru..
Hobby gue galau ga beraturan sambil muterin lagu Tulus "Sepatu"..
Kita adalah sepasang sepatuSelalu bersama tak bisa bersatuKita mati bagai tak berjiwaBergerak karena kaki manusiaAku sang sepatu kananKamu sang sepatu kiri
Karena lagunya si abang Tulus ini, bikin gue termotivasi pengen bikin lagu juga..
Nah, kalo di lagu gue judulnya kaos kaki..
Sebut aja dia sebagai kaos kaki..

Kaos kaki ini yang paling gue sayang..
Soalnya waktu gue beli, rebutan sama orang lain..
Alhamdulillah yah gue yang punya..
Warnanya pink, kalo dipake nyaman banget..
Akhirnya gue simpanin terus di kamar, takut hilang..

Suatu ketika, udara di luar dingin..
Pakai selimut ga mempan..
Gue langsung obrak abrik lemari, cari si kaos kaki..
Eh dapetnya cuma sebalah kanan..
Itulah awal dari kegalauan gue..

Ngomongin soal gue kehilangan si kaos kaki kiri ini..
Sebenernya ini ada hubungannya sama firasat..

That's right.. Firasat itu percaya ga percaya harus percaya..

Firasat biasanya sebagian orang menyebutnya dengan istilah feeling.
Mungkin sebenarnya setiap orang ada kepekaan dalam hal ini.
Tetapi justru kita mengacuhkannya dan menganggap itu hanya sekedar perasaan aja.
Btw, ini beda lagi sama baper yah "bawa perasaan".

Tapi ironisnya, ketika seseorang mengalami firasat yang tidak enak, orang tersebut justru terlalu memikirkan terhadap hal itu.
Sehingga dampak buruk dari pikirannya, telah membuatnya merasa tersiksa karena rasa khawatir terhadap hal-hal buruk yang akan terjadi.
Dan pada akhirnya membuatnya akan benar-benar terjadi.

Tapi perlu diketahui juga, suatu firasat biasanya dapat dirasakan oleh diri kita sendiri.
Atau bisa juga terhadap keluarga, teman, dan siapapun itu yang memiliki kedekatan hubungan batin dengan kita.

Contohnya nih..
Waktu itu emak gue, mendadak jatuhin gelas jadi pecah..
Ga lama kemudian gue habis kecelakaan masuk selokan..
Padahal gue juga jalan kaki, ga tau kenapa bisa masuk selokan..
Mungkin karena belom minum Aqua..

Perlu diingat, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui suatu kejadian yang akan terjadi pada detik, menit, jam, hari, bulan, ataupun masa depan. Semua itu merupakan rahasia Sang Pencipta, Dia Yang Maha Mengetahui.
Firasat itu sebuah pertanda awal.
Sekarang gue hanya bisa berdoa, kalau ada firasat lagi.
Doa adalah cara yang ampuh buat hati jadi tenang.
Doa yang tulus sebagai pertanda dari cerminan hati yang putus asa.
Doa yang selalu ikhlas dipanjatkan, pasti akan terkabul juga.
Karena hanya dengan ini yang bisa gue lakukan..
Untuk si kaos kaki yang hilang..

Ya Allah, bantulah dia menggapai impiannya, lancarkanlah segala urusannya, mudahkanlah dia jika mengalami kesulitan, berikan petunjukmu agar dia mampu mengambil keputusan-keputusan di dalam hidupnya. Dan lindungilah dia dengan kasih sayang-Mu.. Amin

Rabu, 25 Juni 2014

Krisis Air Saat Musim Kemarau, Tradisi Tiada Henti

Ada satu cerita menarik, mungkin bisa menjadi inspirasi kita semua..

Ini sebuah cerita tentang keterbatasan hidup dengan lingkungannya. Perjuangan mencari harta kehidupan untuk tetap bertahan. Harta yang bukan hanya sekedar uang..

Mereka menganggap uang bukan segalanya, tapi ada satu harta yang kita tidak dapat hidup tanpa dia.
Harta itu lebih susah didapat di lingkungannya. Namun di tempat lain harta ini selalu menjadi sesuatu yang disia-siakan keberadaannya.

Air..
Ya air lebih berharga dari apapun.
Banyak orang yang bilang "Lebih baik tidak makan daripada tidak minum".
Faktanya memang benar, kita tidak dapat menjalankan segala aktivitas tanpa air.

Tapi ada sebuah daerah di Jawa Tengah, tepatnya di Kab. Gunung Kidul, Kec. Tanjungsari. Dimana krisis air selalu menjadi tantangan kehidupan bertahun-tahun bagi masyarakatnya akibat bencana kekeringan.




Krisis Air ?
Bencana Kekeringan?

Kedua masalah itu seolah-olah selalu terabaikan untuk segera diatasi dengan berbagai solusi. Namun selama ini, pendekatan strategi, dan teknologi yang diaplikasikan tidak menyelesaikan esensi persoalan krisis air saat kekeringan secara utuh dan berkelanjutan. Akibatnya masih banyak masyarakat setempat yang terkena dampaknya.

Terbayang bagaimana dalam sehari-hari harus membeli air untuk minum, MCK, mencuci, dan lain-lain?
Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan?
Air itu tidak murah..

Hal itu yang menyebabkan masyarakat di Tanjungsari mempunyai perilaku sendiri dalam menggunakan air. Bantuan dari berbagai pihak belum mampu mencukupi kebutuhan ideal air di rumah tangga bagi masyarakat.

Di sisi lain, Tanjungsari ini merupakan daerah kawasan karst Gunungsewu yang memiliki tingkat kelarutan tinggi, sehingga air di permukaan langsung turun kedalam sungai bawah tanah. Kemudian aliran sungai ini mengalir bersama air laut di Pantai Baron. Kualitas air yang ada bersifat payau, dimana terasa asin apabila dikonsumsi, dan tidak dapat menghilangkan busa sabun untuk mencuci.

Bagaimana memanfaatkan potensi air payau atau laut untuk mengatasi krisis air?




Bagaimana solusi yang tepat?

Krisis air akibat bencana kekeringan tidak dapat dipandang sebelah mata, berdasarkan durasi kejadian, biaya, kerugian, dan waktu pemulihannya, kekeringan lebih berbahaya daripada bencana lainnya.

Namun ada sebuah strategi baru dengan menggunakan "Design for social impact"
Sebuah solusi berkelanjutan dengan menggunakan desain dalam pemecahannya.
Local genius solusi kreatif yang dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Pemanfaatan tenaga surya dalam penyulingan air payau menjadi air tawar siap konsumsi dapat dimaksimalkan pada pagi hari, dan energi panas dari tungku pada malam harinya.
Dengan adanya keterampilan masyarakat Tanjungsari dalam pengrajin kayu, menjadi pemberdayaan yang baik untuk sebuah produk yang berkelanjutan.